Film itu bercerita tentang dunia aneh yang penuh dengan ketidakmungkinan yang kalau diingat-ingat sangat tidak masuk akal, tetapi saat itu justru terasa sangat nyata bagi anak kecil seperti saya. Bahkan keesokan harinya saya mencoba berbicara dengan kucing yang ada dirumah saya, walaupun yang saya dengar cuma meow tapi rasanya seperti Alice dengan Kucing Cheshire saat itu, lucu memang. Lalu ketika saya dewasa, saya menonton film itu kembali dan saya merasakan reaksi yang jauh berbeda dibanding saat dulu saya berumur 6 tahun. Hal Ini membuat saya berpikir tentang apa yang ada di pikiran saya pada usia itu dibandingkan dengan apa yang ada di pikiran saya sekarang. Ternyata fikiran bisa jauh berkembang seiring berjalannya waktu.
Kalau ada yang ingat, dalam ceritanya Alice menemukan dirinya dihadapkan pada situasi yang sangat tidak masuk akal dan berbeda dengan dunia nyata; yang melibatkan berbagai hewan aneh. Alice berusaha membebaskan pikirannya untuk berpikir secara berbeda, bermain dengan kemungkinan dan mengubah perspektifnya sepanjang perjalanannya. Alice mencoba memikirkan ke mana dia bisa pergi setelah dia jatuh ke lubang kelinci atau bagaimana dia bisa sampai ke taman melalui pintu kecil. Untuk melakukan ini, dia harus membuka pikirannya dan benar-benar melibatkan imajinasinya pada gagasan bahwa semuanya tidak selalu seperti yang terlihat! Dari cerita ini, saya belajar bahwa imajinasi sebegitu penting dalam mengundang potensi dan kemungkinan.
‘Imajinasi’, seperti yang dikatakan Sir Ken Robinson, seorang pakar pendidikan, dalam sebuah pidato utamanya, “adalah apa yang membuat kita menjadi manusia.” Setiap orang dilahirkan dengan potensi untuk menjadi kreatif; yang jika diberi kesempatan yang tepat akan terus berkembang. Potensi imajinatif seorang anak tumbuh ketika mereka diberi kebebasan untuk mengeksplorasi ruang liminal sekitar mereka – yaitu ruang antara apa yang diketahui dan apa yang belum diketahui.
Anak-anak tanpa kita sadari secara terus-menerus akan berimajinasi, berpikir, merasakan, dan belajar melalui indera mereka. Mereka melakukannya di mana-mana (jika Anda memiliki anak, mereka mungkin sedang melakukannya sekarang!). Mereka selalu penasaran dan ingin belajar. Mereka mendiami imajinasi mereka sendiri – dunia unik ciptaan mereka. Namun untuk beberapa anak, menemukan dunia ini membutuhkan bantuan kita, oleh karena itu, kita sebagai orang tua dan guru kita harus memberikan ruang bagi anak-anak kita untuk bereksplorasi, bermimpi, dan mencari jawaban sendiri. Seperti yang pernah dikatakan Albert Einstein, “Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan” Mengapa? Karena pengetahuan baru sering diciptakan melalui imajinasi.
Mari kita lihat secara singkat beberapa manfaat dari mendorong imajinasi pada anak-anak kita:
Anak-anak yang imajinatif cenderung menjadi pemikir kritis yang lebih baik – menurut psikolog anak Sally Goddard Blythe, imajinasi memungkinkan anak-anak memanfaatkan kreativitas mereka dan benar-benar menjalankannya tanpa batas dengan cara yang sangat bebas. Dengan melakukan itu merekalah yang harus memutuskan; siapa, apa, kapan, mengapa, dan bagaimana situasinya.
Anak-anak yang imajinatif sering kali memiliki keterampilan pemecahan masalah yang lebih kuat – ketika anak-anak didorong untuk menjelajahi dunia mereka secara bebas, hal itu membangun kepercayaan diri mereka dan oleh karena itu merangsang keinginan mereka untuk memecahkan masalah apa pun yang mungkin mereka hadapi. Imajinasi membantu anak-anak untuk mengintegrasikan pengalaman dengan pengetahuan.
Anak-anak imajinatif sering kali berjiwa petualang dengan fisik yang lebih kuat – anak-anak imajinatif memiliki kemampuan untuk mencari dan merangkul petualangan, seringkali ini bisa bersifat fisik saat anak mengeksplorasi dan menavigasi tempat mereka di lingkungan sekitar mereka.
Anak-anak yang imajinatif memiliki kemampuan bahasa, komunikasi, dan sosial yang unggul – ketika anak-anak dihadapkan pada sesuatu/seseorang/tempat… baru, mereka dapat bereksperimen dengan peran sosial yang berbeda, serta bahasa dan kosa kata baru, dan juga dengan cara berkomunikasi dalam beragam bahasa. cara-cara baru untuk orang-orang di sekitar mereka. Demikian juga, ketika anak-anak membaca, mereka memperluas bahasa dan perspektif dunia mereka, dan mampu menciptakan ide-ide baru tentang dunia di sekitar mereka, sambil diekspos ke berbagai versi aspek sosial ‘manusia’.
Seorang anak imajinatif tidak boleh dikekang atau dibatasi – sayangnya banyak dari kita melakukan ini secara alami seiring bertambahnya usia atau ketika mengenali norma-norma masyarakat tempat kita tinggal. Jadi apa yang bisa kita, sebagai orang tua dan guru, lakukan untuk menumbuhkan anak yang imajinatif?
Berikut adalah beberapa tip dan trik untuk dicoba di rumah dan di kelas Anda:
1. Kegiatan literasi, pastikan anak Anda memiliki AKSES MUDAH ke buku, tentu beragam buku. Sisihkan waktu rutin untuk membaca, bercerita atau membacakan cerita kepada si kecil setiap malam sebelum mereka tidur, gunakan diri Anda sebagai panutan dan membaca bersama anak Anda, bicarakan dengan anak Anda tentang apa yang mereka baca – jadikan membaca itu mengasyikkan!
2. Kegiatan seni, berikan anak Anda sumber daya dan waktu untuk berkreasi secara artistik – mungkin daftarkan anak Anda dalam pelajaran seni – itu tidak hanya harus terjadi di rumah Anda. Terlibat dalam komunitas seni lokal, bawa mereka ke pameran seni, berpartisipasi dalam acara yang berhubungan dengan kreativitas – jika Anda melakukannya secara teratur, seni dan kreativitas menjadi bagian alami dari kehidupan sehari-hari mereka.
3. Bermain imajinatif, dukung anak Anda untuk menggunakan imajinasi mereka dalam bermain ketika berbicara dengan mereka tentang pemikiran dan ide-ide mereka. Amati anak Anda saat dia bermain atau bermain dengan mereka – terlibatlah. Beri anak Anda banyak pengalaman unik untuk memicu imajinasi mereka.
4. Kegiatan di luar ruangan, dorong anak-anak untuk terlibat dengan alam. Alam memberikan banyak kesempatan untuk penemuan, kreativitas, dan pemecahan masalah. Dunia alami menginspirasi anak-anak untuk berpikir, bertanya, membuat dugaan, dan mengembangkan pikiran kreatif. Anak-anak dapat menggambar di pasir, membuat desain dengan ranting, membangun benteng dengan cabang, atau hanya berbaring di tanah dan melihat ke langit.
Mari kita akhiri dengan kembali ke kalimat paling terkenal Alice in Wonderland, ‘Saya terlambat, saya terlambat, untuk janji yang sangat penting’ – jika Anda ingat, Mad Hatter menggumamkan ini saat dia bergegas dari satu tempat ke tempat lain… Namun imajinasi bukanlah sesuatu yang harus diburu-buru, melainkan harus dipahami dan dipupuk, dan tidak hanya pada anak-anak kita, tetapi pada setiap orang, termasuk diri kita sendiri!
September 2021
Meiva Mutia R