I Can Read

REAKSI YANG TEPAT UNTUK MEMBAWA PERUBAHAN

Bahkan saat kita masih bayi, kita dengan cepat belajar bahwa jika kita berperilaku dengan cara tertentu, mereka yang ada di sekitar kita akan memberi respon tertentu. Contohnya, sebagai bayi, jika saya mengangis, maka seseorang hampir dengan pasti akan menggendong saya, memeluk saya, memberi saya makan, atau mengganti popok saya. Atau sebagai anak kecil, jika saya mengamuk dan berteriak di supermarket, ibu saya akan membelikan saya permen (hanya agar saya diam). Dan sebagai remaja, jika saya mengerjakan PR saya, maka saya akan diizinkan untuk pergi ke bioskop atau pergi berenang bersama teman lainnya.

 

Siapapun yang tertarik dengan ilmu psikologi populer mungkin sudah pernah mendengar eksperimen umum yang dinamakan ‘Pavlov’s Dog’.

 

Pavlov, seorang ilmuwan Rusia, menjalankan eksperimen menggunakan anjing, makanan, dan bel. Dia memulai dengan mengukur seberapa banyak saliva (air liur J) yang dikeluarkan seekor anjing ketika diberikan semangkuk makanan. Dalam melakukan ini, dia sebenernya menguji bagaimana anjing merespon stimulus – stimulus nya adalah makanan, dan saliva adalah responnya.

Pavlov kemudian tertarik untuk mengetahui apa yang akan terjadi jika stimulus nya dirubah. Dia memasukan suara bel ke dalam eksperimennya, dan mengetes jika suara bel dapat membuat anjing mengeluarkan saliva. Hasilnya tidak bisa. Perlahan-lahan, dia merubah eksperimennya dengan membunyikan bel setiap kali anjing tersebut diberi makanan. Jadi sekarang makanan ditambah dengan bunyi bel = stimulus, sementar saliva = respon.

Pada akhirnya, Pavlov menyingkirkan makanannya sekaligus untuk melihat apa yang terjadi Ketika anjing tersebut mendengar suara bel tanpa adanya makanan. Dan yang dia temukan adalah bahwa anjing tersebut sekarang mengeluarkan saliva hanya dengan mendengar suara bel.

Pavlov belajar bahwa perlahan-lahan, dia dapat mengubah perilaku (atau respon) anjing tersebut dengan mengubah stimulusnya.

Ini tentu saja bukan berita baru bagi para orang tua dan guru! Kita menghabiskan seluruh waktu kita menjadi ilmuwan atau psikolog amatir, mencoba untuk mempengaruhi perilaku anak-anak kita secara positif dengan bereksperimen dengan proses stimulus dan respon.

Tetapi bagaimana kita dapat menggunakan apa yang Pavlov pelajari?

Mari kita membawanya ke ruang kelas. Tahun ajaran yang baru, dan anda bertemu dengan murid-murid anda untuk pertama kalinya, dan anda memberi mereka pertanyaan… Dengan cepat, 15 suara meneriakan jawabannya, sementara 5 anak mengangkat tangan mereka – anda sekarang memiliki pilihan, apakah anda akan menerima jawaban yang diteriakan atau anda memilih murid yang mengangkat tangannya untuk menjawab?

Coba kita pikirkan… jika kita memilih untuk menerima jawaban dari murid yang berteriak kepada kita, sebenarnya kita memberika mereka indikasi bahwa kapanpun mereka menginginkan perhatian kita, mereka hanya harus berteriak. Tetapi jika kita mengabaikan mereka yang berteriak dan hanya berkonsentrasi pada mereka yang mengangkat tangan mereka, kita dengan jelas menunjukan pada semua orang bahwa sebagai guru mereka, kita hanya akan merespon mereka yang mengangkat tangan. Berteriak atau mengangkat tangan? Saya tahu mana yang akan saya pilih!

Cara lain untuk memahami ‘stimulus’ dan ‘respon’ adalah dengan menganggap situmulus sebagai ‘aksi’ dan respon sebagai ‘reaksi’. Contohnya, jika saya belajar dengan rajin (aksi atau stimulus), saya dapat mengerjakan tes dengan baik (reaksi atau respon). Jika kita mau murid-murid kita berperilaku dalam cara tertentu, maka kitalah yang harus menunjukan dan memberitahu mereka apa yang kita harapkan. Kita melakukannya dengan berhati-hati bagaimana kita bereaksi terhadap apa yang mereka lakukan.

Jadi, teriakan jawaban di kelas, dan saya tidak akan merespon. Tetapi angkat tangan dan saya akan merespon. Atau, belajar dengan giat dan kita akan dapat menyelesaikan kelas dengan game yang menyenangkan, atau bermalas-malasan dan membuang waktu di kelas, maka kita akan terus belajar sampai bel berbunyi. Atau, kerjakan PR dan saya akan memberikan stamp sebagai hadiah, atau tidak mengerjakan PR dan tidak mendapatkan apa-apa… Pada akhirnya, perlahan-lahan (ya, hal ini tidak terjadi begitu saja!) dan dengan tetap konsisten dalam cara kita merespon, kita akan membawa perubahan kedalam perilaku murid-murid kita. Perlahan tapi pasti.

Merubah perilaku murid-murid melalui bagaimana kita merespon mereka bukanlah kemampuan luar biasa, tetapi memang membutuhkan komitmen yang luar biasa jika anda mau berhasil mencapainya. Di bawah ini adalah beberapa tips untuk memastikan cara ini berhasil diterapkan di kelas (atau rumah) anda:

Pertama, benar benar perjelas dengan diri sendiri perilaku mana yang dapat dan tidak dapat diterima di kelas atau rumah anda.

 

Sampaikan ini dengan jelas kepada murid/anak anda. Biarkan mereka tahu apa apa yang seharusnya terjadi dengan memberi tahu mereka DAN menunjukan kepada mereka (dan kapanpun diperlukan, mengingatkan mereka kembali).

 

Konsisten dengan respon anda – ingatkan diri anda kembali agar anda yakin anda selalu mengikuti rencana anda.

 

Berkomitmen untuk menyelesaikannya sampai akhir – beberapa hari tertentu, mungkin akan terasa lebih mudah untuk menyerah – tetapi, JANGAN MENYERAH!
Kita menghabiskan seluruh hidup kita memberikan respon terhadap stimulus, atau bereaksi terhadap aksi orang lain – secara pribadi, terkadang kita bereaksi dengan benar, terkadang tidak. Tetapi sebagi guru dan/atau orang tua, dengan mengetahui perilaku yang kita mau lihat di dalam diri anak-anak dan murid kita, dan dengan menuntun mereka ke perilaku tersebut melalui bagaimana kita merespon, kita akan memiliki kesempatan yang nyata untuk menciptakan lingkungan yang berhasil.

Inge Wilhelm

Juli 2021