I Can Read

MEMBANGUN KARAKTER ANAK MELALUI CERITA

Membaca adalah jendela dunia yang membawa kita dari dunia kita ke dunia lain. Di antara halaman-halaman buku, kita dapat menjelajahi kehidupan berbagai karakter dan budaya yang sama sekali berbeda dengan yang kita punya. Kita juga dapat mempelajari kata dan frasa baru, mengalami berbagai emosi, dan memperoleh keterampilan dan pengetahuan. Karena potensi belajar tersebut, dalam I Can Read kami percaya bahwa mengungkapkan kegembiraan membaca akan membekali anak-anak sepanjang sisa hidupnya.

 

Di I Can Read, kami telah merancang sesi story-time dan story-reading untuk menjadi pengalaman belajar yang menarik di mana guru tidak hanya dapat menjalin ikatan dengan siswa mereka, tetapi juga mengajari mereka bunyi dan kata-kata baru dan mengembangkan keterampilan literasi mereka. Di atas semua itu, membaca cerita juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada siswa yang akan menjadi landasan bagi mereka untuk menjadi orang dewasa yang bermartabat.

Jadi, mengapa belajar tentang nilai itu penting? Nilai adalah komponen kunci dari karakter seseorang, dan karakter yang kuat terdiri dari nilai-nilai yang dipelajari anak-anak di masa kecil mereka. Nilai-nilai ini akan membantu anak-anak untuk membedakan yang benar dari yang salah, memahami apa yang benar secara moral, dan membimbing mereka untuk membuat keputusan yang tepat di kemudian hari. Nilai-nilai juga mempersiapkan pengkondisian mental mereka dan memperkuat tekad mereka untuk mengatasi kondisi dan situasi sulit di masa depan.

 

Bagi anak-anak, pembelajaran nilai tidak hanya mereka pelajari dengan sendiri tapi juga butuh untuk diajarkan. Agar dapat dipelajari, nilai-nilai moral perlu diajarkan berulang-ulang, dan cerita memungkinkan hal itu terjadi dengan cara yang menyenangkan tanpa membuat mereka bosan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menumbuhkan nilai-nilai pada anak-anak bekerja lebih baik melalui cerita:

 

  1. Cerita memiliki gambar dan kata-kata: cerita tidak hanya menggunakan visual yang membentuk gambaran mental dalam pikiran anak-anak, tetapi juga narasi menarik yang menopang minat anak. Jika nilai-nilai tersebut secara pribadi diinvestasikan dalam karakter cerita, anak-anak cenderung lebih memahami ide-ide akan nilai baru tersebut lebih cepat.
  2. Anak-anak belajar dengan meniru: anak-anak suka meniru apa yang mereka lihat, dan cerita memberi mereka banyak contoh untuk dihubungkan. Sebuah cerita dapat mengeksplorasi tindakan dan konsekuensinya dengan cara yang mudah diserap oleh seorang anak. Seorang tokoh dalam cerita menjadi teman fiksi keren yang mereka inginkan. Tugas kita sebagai orang tua dan guru adalah memastikan bahwa kita memberi mereka cukup panutan untuk ditiru.
  3. Menunjang pengembangan kepribadian dan karakter: pelajaran dari cerita berbasis nilai berkembang menjadi perjalanan penemuan jati diri bagi anak-anak, karena mereka akan menemukan pertanyaan untuk direnungkan, perenungan ini akan menginisiasi introspeksi pada usia dini. Ini pada akhirnya membantu mengembangkan kepribadian anak-anak dan membangun karakter mereka.

 

Bagaimana kita bisa membuat kegiatan bercerita menjadi bermakna untuk menanamkan nilai-nilai? Inilah cara mudah untuk memulai:

 

1. Membaca Bersama
Bersama-sama bukan berarti hanya menugaskan anak-anak dengan bagian dari sebuah cerita untuk dibaca dan kemudian kita bertindak sebagai pengawas, tentu saja tidak, tetapi melibatkan diri menjadi ‘mitra’ dalam prosesnya. Mulailah dengan memilih sifat karakter yang akan difokuskan, kemudian ikuti perkembangan karakter dalam cerita dari konflik awal hingga penyelesaian cerita. Dengan cara ini, kita dengan sengaja dapat melibatkan anak-anak dan menginspirasi mereka. Ingatlah untuk senantiasa menyelami isi cerita, menjelajah alur cerita, dan tapi melakukannya Bersama-sama!

 

2. Buatlah Menyenangkan
Anak-anak suka berimajinasi, jadi mengapa tidak masuk ke karakter dan memerankan bagian cerita favorit mereka bersama-sama, misalnya, memerankan kembali adegan favorit dengan beberapa alat peraga dan kostum untuk bersenang-senang, atau jika mereka cukup berseni, mengapa tidak mencoba menggambar karakter, kemudian memotongnya dan menggunakannya sebagai peraga saat kita membaca cerita.

 

3. Diskusikan Ceritanya
Diskusi membantu anak-anak memahami dan menginternalisasi nilai yang ditempatkan pada apa yang dibaca. Fokuskan kepada pertanyaan terbuka daripada pertanyaan ya/tidak atau pertanyaan pemahaman. Tanyakan kepada mereka, “Apakah tindakan yang dilakukan tokoh utama baik, buruk, atau antara keduanya?” Dorong mereka untuk membenarkan jawaban mereka. Ini akan memungkinkan waktu diskusi yang lebih bermakna. Biarkan mereka merasakannya pengalamannya dalam cara Anda berdiskusi – bukan sebagai otoritas yang menguji pemahaman, tetapi sebagai partner di samping mereka.

 

Anak-anak membutuhkan perilaku teladan daripada peringatan verbal. Dan karena anak-anak akan mempelajari mata pelajaran abstrak dengan lebih baik melalui penggunaan benda-benda konkret, perlu untuk secara eksplisit menimbulkan rasa cinta akan nilai perilaku yang direferensikan kepada mereka. Pada akhirnya, cerita adalah media paling sederhana yang dapat kita bisa gunakan untuk memperkenalkan anak-anak pada kebajikan, nilai-nilai dan membekali mereka dengan karakter yang kuat selama sisa hidup mereka. Jadi, mari bercerita!

 

Meiva Mutia R
October 2022