Sebagai pendidik literasi, salah satu nilai positif besar yang ingin kami bagikan adalah bahwa tingkat membaca anak-anak yang meningkat drastis selama masa belajar dari rumah sekarang ini. Dalam penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh National Literacy Trust dari UK, lebih dari seperempat dari 60 ribu responden yang berumur 8-18 tahun melaporkan bahwa selama masa karantina, mereka lebih banyak membaca dan meluangkan waktu untuk membaca.
Salah satu temuan menarik lainnya dari penelitian ini adalah, di era digital ini banyak anak yang memilih untuk ‘kembali’ ke buku fisik dibandingkan buku elektronik. Mungkin karena alasan nostalgia, ingin kembali ke sesuatu yang ‘sudah biasa’, atau mungkin karena mereka lelah dengan semua hal yang berbau digital. Apapun alasannya, ketika anak kita membaca: Kertas atau Layar? Yang mana yang lebih baik?
Meskipun buku fisik tradisional masih mendominasi bacaan yang dibaca anak-anak, dalam sekitar 5 tahun terakhir mereka mulai banyak menggunakan buku elektronik. Ini bukanlah hal yang mengagetkan, mengingat betapa banyaknya alat-alat digital di rumah (dan mulai juga sekolah) sekarang ini.
Para pendukung buku elektronik memberikan banyak alasan mengapa buku elektronik lebih baik untuk mendorong anak anak membaca, dan bahkan penelitian menunjukan bahwa pada anak laki-laki, menggunakan alat digital atau buku elektronik telah meningkatkan keinginan mereka dalam membaca.
Alasan yang mendukung buku-buku elektronik:
Orang orang yang tidak mendukung buku elektronik juga memiliki alasan kenapa buku dalam bentuk tradisional tetap lebih baik dari buku elektronik.
Alasan-alasan yang tidak mendukung buku tradisional:
Berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai penjual buku selama tahun keemasan Harry Potter, ketika terbitnya edisi terakhir membuat anak-anak membanjiri dan mengantri di jalan, memakai kostum karakter favorit mereka, membicarakan jalan cerita, memprediksi akhir cerita, menganalisa karakter dan lainnya selama mereka menunggu pintu toko buku untuk buka dan berlari masuk untuk mendapatkan kisah Harry Potter yang berikutnya.
Fenomena literasi ini terjadi di seluruh dunia, dan saya percaya didorong oleh (tentu saja kemampuan menulis cerita yang luar biasa dri J. K. Rowling), tapi juga karena kekuatan yang dimiliki oleh buku fisik dan pengalaman yang dibagikan bersama oleh jutaan pembaca. Jika Harry Potter hanya diterbitkan dalam bentuk buku elektronik, saya sangat meragukan akan ada antusiasme yang sama banyaknya terhadap buku ini – menekan sebuah tombol untuk mengunduh cerita sama sekali tidak memberikan perasaan yang sama dengan berkumpul bersama-sama sebagai satu kelompok, menunggu waktu terbit, berlari menuju pintu toko buku, memegang buku tersebut untuk pertama kalinya, dan membuka halaman pertama…
Saya harus mengakui bahwa saya memang agak tradisional dalam hal buku, dan saya percaya keberadaan buku fisik membuat rumah menjadi tempat yang nyaman ditinggali, TETAPI, saya juga mengakui bahwa saya memiliki buku elektronik belakangan ini. Buku elektronik lebih mudah dibawa ketika berpergian, dapat dibeli kapan saja, dan saya dapat menemukan buku yang gratis atau murah ketika anggaran agak ketat.
Akhirnya, saya percaya bahwa ini adalah solusi di 2021, dan kita tidak perlu hanya memilih salah satu, tetapi menerima bahwa kedua bentuk buku tersebut adalah wahana untuk membaca yang sah dan mereka bekerja sama dengan baik jika digabungkan.
Jadi, dari pada Kertas atau Layar, alternatifnya adalah Kertas dan Layar. Yang terpenting adalah kita mendorong anak kita untuk mulai membaca dan terus membaca.
Inge Wilhelm
Mei 2021